Thursday, January 19, 2012

Cangkir Ketiga Jadi Saudara!




"Bengawan Solo....riwayatmu kini.." keroncong berirama bossas sayup mengalun dari salah satu sudut ruangan. Alunan keroncong itu seperti hinggap di atas meja bulat dan kursi-kursi kayu ala warung kopi Tionghoa tahun 40-an, di atas foto-foto repro Medan tempo dulu, dan menu makanan dengan gaya penulisan jaman penjajahan Belanda.

Di satu sudut dekat jendela kayu, beberapa mahasiswa berkelakar, sambil menikmati penganan kecil dan minuman dingin, acuh tak acuh pada lagu keroncong. Di seberangnya, seorang pegawai pemerintahan tenggelam membaca koran.

Tak jauh darinya, beberapa pria berpenampilan necis menikmati kopi dan teh hangat dari teko, akrab berbincang. Dan seorang jurnalis asyik menikmati kopi dingin sambil berselancar internet, sambil sesekali mengangguk-angguk megikuti irama keroncong yang syahdu.


JADOEL - Selain menjual kopi, kafe Tiam Ong ini juga menawarkan suasana jadul sebagai pembeda dari kafe-kafe lain yang terus bermunculan di Kota Medan.


Seperti itulah suasana Tiam Ong Kopi Tiam dari hari ke hari. Ya, bagi pemiliknya, minum cangkir pertama sebagai orang asing, minum cangkir kedua sebagai teman, minum cangkir ketiga menjadi saudara. Filosofi Ong Sun Ching, sang pemilik warung, tertera di dinding ruangan menjadi doa.


SEGAR BERTENAGA - Es Kopi Kocok ini sangat  segar dinikmati saat panas terik dan di jam-jam ngantuk. Kopi asli sebagai bahan utama membuat tubuh kembali bertenaga!


Orang-orang yang menikmati alunan lagu keroncong bossas dan mereka yang tenggelam dalam nikmatnya kopi atau berkelakar dengan lawan jenisnya, adalah saudara warung kopi ini. Mereka yang selalu datang, pergi, dan datang lagi di kemudian hari.

Posisi Kopi Tiam Ong sangat strategis, di Jl dr Mansyur, Padang Bulan sebuah kawasan yang ramai mahasiswa. Kawasan ini sejak tahun 2000 mulai mendapuk diri sebagai pusat kuliner dan kafe. Di tengah persaingan itu, Tiam Ong muncul dengan gaya berbeda. Berdesain jadul, dan menyajikan kopi-kopi asli Sumatera Utara juga Aceh.

Saya sangat senang ke kafe ini, selain karena keramahan para pelayan juga suasana yang cozy. Tidak seperti kafe lain yang menjual live music atau hingar bingar audio. Kopi Tiam Ong justru memanjakan telinga kita dengan musik yang disetel dengan volume sayup-sayup. Benar-benar bikin rileks...Siapa yang tak suka nyeruput kopi ditemani iringan musik bossas? That's great point!





ENAK DI KANTONG -  Harga di Kopi Tiam Ong bersahabat kok di kantong kita. Mungkin karena di kawasan kampus ya....









Plus
- Tempat nyaman dan full wifi
- Pelayanan ramah
- Toilet bersih dan wangi
- Desain jadul memunculkan sensasi beda
- Harga bersahabat
- Musik bossas yang diputar di volume sayup-sayup, bikin kita tetep enak diskusi atau ngobrol sambil nyeruput kopi



Minus
- Tempat parkir terbatas
- Meja dan kursi terbatas, sehingga sering kita gak kebagian tempat di jam-jam ramai
- Kipas angin yang terbatas, kadang membuat suasana di siang bolong jadi sumuk

No comments:

Post a Comment